Beberapa Hari yang Lalu, Saya Menerima Telepon dari Salah Satu Sahabat Saya yang Sudah sekitar 10 Tahun yang Lalu, Kami Tidak Pernah Ketemu lagi, Beliau Pergi Merantau ke Tempat Lain yang Lumayan Lebih Jauh dari Tempat Saya Merantau, Jauh Dari Kampung Halaman. Kami Berkomunikasi Lewat Telepon, Maklum saja, Sahabat Dekat yang Sudah Lama tidak Pernah Ketemuan lagi. Kami Saling Bercerita tentang Keluarga, tentang Karir dan Profesi saat ini, yang Mana Semua Cerita yang Kami Ceritakan, isinya Bercampur Antara Suka dan Duka, tanpa ada yang Terlewatkan. Sekitar 80 % Dari Cerita yang Kami Bagi, adalah Bercerita Tentang Kesedihan Sepanjang Perjalanan Hidup Selama 10 Tahun Belakangan. Sementara yang 20 % Cerita tadi adalah Hal-hal yang Lucu dan yang Menyenangkan yang Masing-masing Kami Alami selama 10 Tahun Belakangan ini.
Di Ujung Percakapan itu, Kami Saling Bertanya Tentang Makanan Favorit Masing-masing,
Ketika Saya Bertanya Apa Makanan Paling Disukainya/ Favoritnya , Dia Dengan Tidak Bersemangat Menjawab dengan Pelan dan Lirih, TIDAK ADA MAKANAN FAVORIT SAYA SAHABATKU….. Jawabnya. Mendengar Reaksi Tersebut, Saya Merasa Heran. Dan Setelah Dia Bercerita Lebih Jauh, Ternyata Untuk Mendapatkan Makanan Saja, Dia dan Keluarganya Sangat Kesusahan. Saya Menyesal Bertanya Seperti itu. Sungguh, Saya Menyesal Bertanya Demikian. Sebelum Menutup Telepon, Saya Minta Maaf Atas Pertanyaan Yang Sempat Terlontar Dari Bibir Saya Tadi, dan Sungguh, Saya Tidak Bermaksud Menyakiti Perasaan Orang Lain, Siapapun Juga.
Bersyukurlah Kita Yang Masih Bisa Makan Enak, Masih Bisa Memilih Warung Tempat Makan, Warung Padang kah Atau Warung Jawa Timuran ? Kita Masih Bisa Tidur Nyenyak dan Bisa Bekerja Menghasilkan Penghasilan Untuk Keluarga, Oleh Karena itu, Hendaklah Kita Jangan Banyak Mengeluh, Tetapi Banyaklah Bersyukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar